Indonesia adalah negara tropis yang dilalui oleh garis khatulistiwa, dimana penyebaran suhu panas hampir merata di berbagai daerah. Cuaca panas memang memengaruhi banyak faktor, termasuk terhadap emosi kita. Tapi benarkah kita lebih mudah marah saat cuaca panas?
Sebuah studi yang telah dilakukan di Polandia mencoba membuktikan bagaimana korelasi meningkatnya suhu udara dengan angka peningkatan stress terhadap seseorang. Setelah diteliti, ternyata hormon kortisol yaitu hormon penyebab stres akan meningkat ketika kita berada dalam cuaca panas. Ketika suhu tubuh naik, otak kita mengaktifkan sistem regulasi suhu yang membantu tubuh mempertahankan suhu yang sehat, salah satu cara tubuh melakukannya adalah dengan mengeluarkan keringat, dimana ini membantu mendinginkan tubuh. Namun, ketika suhu di luar terlalu panas, tubuh mungkin sulit untuk menyeimbangkan suhu dan dapat mengalami dehidrasi.
Bagaimana cuaca panas berdampak pada fisiologi dan psikologis?
1. Kurang tidur
Selain menjadi penyebab, ternyata kurang tidur juga menjadi dampak dari cuaca panas. Cuaca panas yang terjadi pada waktu siang dan malam memengaruhi kualitas tidur kita. Suhu yang terlalu tinggi juga bisa menyebabkan insomnia
2. Meningkatkan Tingkat Stres
Seperti yang telah dipaparkan di awal, ketika suhu udara naik, hormon kortisol atau hormon penyebab stress dalam tubuh juga ikut naik, sehingga seseorang bisa menjadi lebih agresif terhadap situasi dan kondisi, apalagi jika tidak dibarengi dengan pengendalian emosi yang baik.
3. Menurunnya performa kognitif
Sekolah, kampus, dan kantor yang ada di wilayah cuaca panas dan belum/tidak memiliki pendingin ruangan (AC), hal ini akan mengganggu konsentrasi pekerja, mahasiswa, & siswa dalam belajar, kondisi ini akhirnya membuat performa kognitif mereka menurun. baca di sini
4. Rasa tidak nyaman pada tubuh
Ternyata toleransi setiap orang terhadap cuaca panas itu berbeda. Orang yang terbiasa di kondisi suhu panas mungkin sudah biasa dan bisa beradaptasi, tetapi bagi orang yang tinggal di wilayah sejuk seperti Bandung, kemudian dia mencoba berkunjung/merantau ke Bekasi, pasti respon tubuh dia merasa tidak nyaman dan berdampak pada aktivitasnya yang terganggu. Jika terlalu sering terpapar sinar matahari, kita cenderung mudah lelah dan rawan dehidrasi.
Apa yang harus dilakukan agar kita tetap ‘dingin’ saat cuaca panas?
1. Jaga keseimbangan air dalam tubuh
Minum anjuran air putih yang disarankan, yaitu 8 gelas atau 2 liter/harinya, baca di sini. Hindari meminum beralkohol dan mengadung kafein karena 2 minuman ini memiliki sifat diuretik , dimana membuat tubuh kamu memproduksi urine yang banyak sehingga tubuh kehilangan air dan mineral penting yang berguna untuk menjaga kesehatan.
2. Gunakan pakaian yang longgar saat keluar rumah
Jangan gunakan pakaian tebal atau berwarna gelap. Pakaian tebal membuat tubuh banyak mengeluarkan keringat. Pakaian berwarna gelap mampu menyerap sinar matahari sehingga tubuh merasa panas.
3. Istirahat cukup dan hindari paparan matahari secara langsung
Jika bekerja di luar ruangan, gunakan tabir surya. Jika dalam ruangan, gunakan AC yang optimal. Perlu diingat, beberapa orang memiliki kulit sensitif terhadap suhu di ruangan ber-AC, jadi juga disarankan menggunakan tabir surya ketika berada dalam ruangan juga, baca di sini. Terpenting, jangan lupa tidur yang cukup agar tubuh tetap optimal sehingga emosi pun tetap terjaga.
Itu tadi alasan mengapa cuaca panas memengaruhi emosi kita, terutama gampang tersulut amarah. Meskipun cuaca panas meningkatkan tingkat amarah, bukan berarti membiarkan begitu saja, kita harus belajar mengendalikan emosi, karena emosi yang tak terkendali dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Dampak dari cuaca panas juga tidak main-main, sangat berpengaruh pada kesehatan tubuh dan emosi. Maka dari itu, ayo kita jaga diri, lindungi diri dan psikologis dari cuaca panas akhir-akhir ini.